Korea.net mengunjungi bumi perkemahan Jambore Dunia Saemangeum pada tanggal 5 Agustus lalu. Bumi perkemahan tersebut dibangun di Saemangeum, Buan-gun, Provinsi Jeollabuk. Para anggota pramuka remaja dari seluruh dunia berkumpul di sini dan saling bertanya satu sama lain kepada pramuka dari negara lain. Pertanyaan yang paling banyak terdengar adalah, “Kamu berasal dari mana?”
Para anggota pramuka yang berasal dari 156 negara hadir dalam Jambore Dunia Saemangeum. Mereka menghabiskan waktu dengan gembira untuk melakukan pertukaran budaya mereka masing-masing. Korea.net bisa melihat para peserta yang sedang menghindari terik matahari di sebuah terowongan yang ada di zona delta. Ada pula yang sedang beristirahat atau bertukar seragam dan pin mereka. Para anggota pramuka dari Brasil melakukan pertunjukan ukulele dan bernyanyi di depan tenda mereka. Para peserta jambore terlihat membuat kenangan menurut cara mereka masing-masing di bawah terik matahari.
Sumber: Korean.net
Para peserta jambore juga terlihat mencoba berbagai aktivitas terkait budaya Korea. Para peserta mengambil foto, membaca buku panduan, atau bertanya mengenai tempat pariwisata Korea di Pusat Informasi Pariwisata Korea yang terletak di zona delta bumi perkemahan Jambore Dunia Saemangeum. Pusat informasi ini dikelola oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata bersama dengan Organisasi Pariwisata Korea.
Di dalam pusat informasi tersebut, terdapat dinding berwarna di mana para peserta jambore dapat menulis berbagai macam pesan yang mereka inginkan. Di dinding tersebut tergambar landmark pariwisata Korea dengan tulisan “Color your Korea.”
Sumber: Korean.net
Para peserta jambore terlihat antusias dalam memperkenalkan budaya mereka masing-masing kepada para peserta jambore lainnya pada Hari Pertukaran Budaya yang digelar pada tanggal 6 Agustus. Korea.net melihat sekelompok grup pramuka yang mengenakan berbagai macam baju tradisional, seperti ao dai dari Vietnam, dirndl dari Austria, dan djellaba dari Maroko. Para peserta terlihat bertanya satu sama lain mengenai keseharian mereka dan berswafoto bersama. Suara kamera yang sedang memotret terdengar di sana sini.
Sumber: Korean.net
Para peserta jambore terlihat sibuk dalam mempromosikan budaya negara mereka masing-masing di tenda-tenda yang terpasang pada bumi perkemahan seluas 8,8 km² tersebut. Salah satu tenda yang paling ramai didatangi pada hari itu adalah tenda milik anggota pramuka Maroko. Saat Korea.net mendatangi tenda tersebut, kami akhirnya mengetahui bahwa para peserta asal Maroko sedang sibuk menjelaskan kebudayaan Maroko dan memberikan teh tradisional Maroko kepada para pengunjung yang datang. Para peserta negara lain juga tertarik dengan tenda milik peserta Maroko karena pewarnaan tato henna yang disediakan.
Para peserta juga terlihat menikmati permainan tradisional bernama nhay sap yang disediakan di tenda milik anggota pramuka Vietnam. Permainan itu merupakan permainan tradisional milik sebuah suku di Vietnam. Peserta bisa bermain dengan melompat dan menari di atas bambu yang digerak-gerakkan di tanah. Para peserta yang mengunjungi tenda Vietnam terlihat gembira setelah selesai memainkan permainan tersebut, bahkan ada pula yang meminta agar bisa memainkan permainan itu kembali.
Sumber: Korean.net
Anggota pramuka asal Swedia, Johanne Hojer, berkata, “Saya telah mengunjungi tenda-tenda milik peserta dari Swedia, Maladewa, Jerman, dan Prancis. Akan tetapi makanan dari Maladewa yang paling enak. Saya terkesan karena bisa melihat budaya dari berbagai tempat di dunia.”
Korea.net juga bertanya mengenai aktivitas terkait kuliner dan budaya Korea. Ia berkata, “Sebelum Jambore Dunia Saemangeum dimulai, kami sempat tinggal di Seoul. Saat itu kami mengenakan hanbok dan pergi ke Istana Gyeongbokgung. Kami menikmati tteokbokki dan naengmyeon. Setelah jambore berakhir, kami ingin pergi makan makanan Korea lagi.”
Sumber: Korean.net
Para anggota IST (International Service Team) hadir di bumi perkemahan untuk membantu para anggota pramuka serta mendukung kesuksesan penyelenggaraan Jambore Dunia Saemangeum. Salah satu anggota IST tersebut adalah Do Ho Duc Thinh. Do berasal dari Vietnam dan baru pertama kali beraktivitas sebagai IST dan berkunjung ke Korea. Ia berkata, “Cuacanya sangat panas, tetapi kami kami bisa mengatasinya karena sering mendapatkan bantuan berupa kipas kecil, topi, sarung lengan anti nyamuk, payung, es batu, dan air dingin.” Elena Vicencio yang berasal dari Cile berkata, “Kami mendapatkan pengalaman yang menyenangkan karena bisa melihat berbagai budaya di dalam satu tempat.”
To see the original news release, click : Colorful scenes from the 25th World Scout Jamboree in Korea. For more information about, visit : korea.net