Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan telah mengungkapkan partisipasinya dalam Konferensi ke-10 Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO (FCTC) yang ditetapkan pada akhir bulan ini.
Tujuan mereka adalah untuk mendesak negara-negara anggota agar mengadopsi langkah-langkah untuk membatasi penggambaran adegan tembakau dan merokok di platform OTT dan media lainnya.
Saat ini, dalam K-drama dan acara hiburan, adegan merokok dihilangkan atau diburamkan secara diam-diam, namun di platform OTT, adegan tersebut diekspos tanpa batasan khusus.
Sementara itu, netizen melalui bagian komentar di platform media dan membahas masalah ini dengan mengacu pada bentuk penggambaran lain di media. Banyak yang menyuarakan pendapatnya bahwa rokok cenderung memiliki reputasi yang relatif buruk di Korea jika dibandingkan dengan alkohol, penggunaan narkoba, dan kekerasan.
Secara khusus, kelonggaran media Korea Selatan terhadap penggambaran budaya minum alkohol dan alkoholisme telah mendapat sorotan. Dan berikut adalah komentar dari netizen Korea:
“jika merokok tidak boleh, maka peraturan tersebut harus berlaku sama untuk minuman keras dan penggunaan narkoba.”
“Narkoba boleh, tapi rokok tidak? Sungguh negara yang aneh!”
“Daripada melarang adegan merokok, mending larang adegan narkoba aja deh”
“Saya pikir mereka perlu memasang gambar kecelakaan DUI (mabuk) di botol alkohol seperti halnya pada bungkus rokok. Keduanya sama-sama bahaya”